Sunday, April 21, 2013

PAHIDI


Kau tega menyuruhku untuk menyeka air mata ku? Tega?! Bagaimana bisa pada akhir buku kau tulis “ jangan nangis ya “.
Air mataku wajar, berapa kado yang telah kau kirim kesini? Kau tahukan bahwa semua sangat berarti. Satu persatu kau kirim kemari. Walau dengan rendah hatimu, selalu kau bilang “ hah?! Iya ta? Bukan aku “. Bohong!. Apa sih untungnya kamu bohong? Kamu ngga bangga dengan semua yang telah kamu rancang, hingga terlaksana pada hari ini? Kamu ngga bangga, bisa buat aku senyam-senyum sendiri sewaktu paketmu itu sampai disini?
Ini sudah yang ke-5, dan aku masih tetap tidak bisa memilih mana yang paling berkesan. Karena bagiku, semua yang sudah kamu beri. Sangat berarti.
Mulutku seakan terkunci rapat-rapat saat menerima semua kejutan manis darimu, hanya hati yang menjawab dengan getaran yang entah bagaimana harus aku gambarkan dalam sebuah kata-kata. Dalam kamus bahasa apapun, tak ada yang mampu melukiskan bagaimana megahnya getaran itu.
Setelah hati, yang berani menjawab semua pemberianmu adalah mataku.
Dia menjawabnya dengan butiran air, putih bening layaknya berlian. Berharga mahal, karna tidak akan aku keluarkan untuk hal yang membuang waktuku. Dengan lembut dan elegan dia teteskan satu persatu, dengan kelembutan dan menyunggingkan sebuah senyuman untuk hadiah manismu.
Kejutanmu yang bertubi-tubi, membuat hatiku seolah terusik. Katamu, seminggu sebelum peresmian 17 tahunku. Semua sudah terancang rapi. Sudah kamu bawa kemana aja mood ini. Jengkel, marah, sedih, seneng, kangen yang memuncak karna seminggu sebelum itu sifatmu berbeda 10001%. Sesibuk-sibuknya kamu, pasti kamu sempatkan menelepon atau sms. Tapi seminggu itu berbeda, benar-benar beda. Namun dibalik jengkel, marah, sedih, kangenku, ku selipkan sebuah pengertian dan kesadaran bahwa saat ini tempatmu bukan di Sabana lagi. Segalanya sudah tertata rapi, peraturanmu sudah dibelenggu oleh peraturan baru yang harus kau taati, kau sudah berseragam, sama seperti kawan-kawanmu yang disana. Tidak bisa seenaknya sendiri, tapi aku tak pernah bilang bahwa kau saat ini dipenjara. Buktinya masih sempat kau getarkan HPku, masih sempat aku dengar suaramu, dan banyak kesempatan yang bisa mengguatkan penantianku.

Tepat jam 12 malam, kau ucapkan kata-kata rituis itu. Yaa “ Happy Birthday “ simple namun saat kau yang mengucapkan, semua berubah menjadi teramat berharga. Dengan do’a-do’a yang telah kau beri, sungguh aku sangat berterimakasih. Ditambah dengan kalimat-kalimat dan dialog-dialog romantismu, semakin menghangatkan malam pergantian umurku itu. Namun ternyata, ini semua belum berakhir. Esok harinya, mobil “ Holand “ itu datang kerumah. Dari kejahuan aku melihat, seorang yang membawa sebuah kotak. Yang jelas semua bisa tebak isinya. Kue Tart. Kusambut dia dengan senyum penuh Tanya, dari mana kue itu dan untuk siapa. Dia menyodorkan kertas dan satu bolpoin yang kemudian memintaku untuk bertanda tangan, bahwa paket dari SOFYAN ARDIANSYAH sudah ditangan. Wuuhuuuh! Dalam hati aku berteriaak. Sangking senengnya, sampai bibir ini tak bisa menahan singgungan senyum. Namun sebelum itu, sudah aku terima paket yang lain, melalui orang tuamu. Jam merah indah. Hadiah pertama darimu dan orang-orang sekitarku. Bagaimana tidak, jam ini sudah di tanganku beberapa hari sebelum hari specialku. Lanjut, tanggal 18 jam 11 siang via FACEBOOK. Kau kirim foto ter-romantic yang pernah aku dapat darimu. Bergambar “  happy birthday, I LOVE YOU “. Sederhana tapi, aku tidak akan pernah bisa menilainya dengan cara yang sederhana. Lagi-lagi aku harus berkata bahwa semua yang kamu beri teramat berharga. Dan kamu harus tau, salah. Kalau kamu harus menyuruku menyeka air mata ini agar tidak membasahi pipi. Wanita mana yang hatinya ngga akan leleh kalau dipanaskan dengan cinta yang sebegitu hangat digunakan sebagai pembakar!
Salah kamu… sangat salah. Foto manis itu mampu menggetarkan hatiku, dan mampu membuatku semakin percaya bahwa, kamu ngga main-main lagi. Setelah kado ketiga yang lebih simple itu, aku kira itu yang terakhir. Tapi satu hari setelahnya, JNE menghubungiku “ permisi, maaf sekardangan gang I itu sebelah mana ya? “. Aku pikir, itu paket dari temanku. Tapi setelah bingkisan itu ada didepan rumah, dan lagi-lagi surat yang aku tandatangani bersebelahan dengan namamu. Basah lagi mataku, nangis haru. Ini kejutan habisnya kapaaan…
Setelah  kututup pintu, mulai berdebar menerka-nerka apa yang ada didalamnya. Fisiknya besar, panjang, lebar. Apalagi yang kamu beri. Sayang aku takut nerimanya. Karna aku ngga akan mampu membalas yang lebih, yang setara aja belum tentu mampu. Sesalku dibalik bahagia.
Dikamar, tangan dingin ini yang menyobek lembar demi lembar kertas coklat pembalut kadomu. Dibalut lagi dengan kardus. Dan setelah semua terbuka, isi dari paket itu semakin membuat banjir dipipi. Kalikatur isinya. Bergambar aku dan kamu, kamu memboncengku dengan sepeda, kamu menggunakan baju seragam barumu, dengan senyum khasmu, sedang aku, entah baju apa yang membalutku yang jelas itu rapi dan disalah satu kantong ada sebuah sisir entah apa maknanya, berlatar Sekolah barumu, dan ada sebuah kue tart berlilin 17 tahun ditanganku, serta tulisan kecil “  HAPPY BIRTHDAY MAYDRILLA, ENJOYED YOUR 17. BELOVED SOFYAN ARDIANSYAH. 18 APRIL 2013 ”.  Bingkai hitam itu semakin membuat tangisanku menjadi-jadi. Rinduku semakin menggunung karna ingin memelukmu erat-erat. Ingin berterimakasih secara langsung, bukan melalui telpon dengan jam malammu. Bukan. Tapi apa daya, yang sekarang bisa kita lakukan hanya itu.
21 April, bukan minggu ulang tahunku. Ternyata masih mampu menghidupkan suasana ketika hari special itu. Ini juga karna kamu.
Buku Hitam berjudul YOUR SWEET SEVENTEEN MY SWEETEST ONE. Inilah yang membuatku klimaks. Kalimat manismu, kau bukukan dalam buku kecil itu. Setiap halaman kau selingi kertas berwarna, kalau boleh aku eksplor. Mungkin akan aku kasih foto-foto kita. Akan aku buat dibawahnya sebuah tulisan atau lukisan memori yang ada dalam foto itu. Buku ini, juga semakin membuatku yakin akan kesungguhanmu. Bagaimana perjuanganmu, perjuangan kita.

Terima kasih, ini balasan atas semua keistimewaan yang telah kamu beri. Via sms membelengguku untuk mencurahkan isi hatiku, ditambah provider yang terkadang tak berpihak pada kita. Ini ngga harus kamu baca. Yang terpenting adalah aku mampu mencurahkan semua perasaanku saat ini. Alhamdullilah, atas semua. Alhamdulillah karna kita sudah dipertemukan. Andai tidak mengkin semua tulisan ini ngga akan ada, dan perasaan ini beda ceritanya. Satu lagi, dalam buku tadi sering aku membaca “ mungkin bukan aku yang pertama mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN… “ aku mau jawab. Ya. Bukan kamu yang pertama, 2 jam sebelum kamu Chaca temanku yang mengucapkan kalimat rituis itu. Tapi walaupun bukan kamu yang pertama, semua tetap istimewa. Tidak mengurangi segalanya. Aku tetap suka.
Lagi, maaf aku ngga akan bisa menghilangkan cemburu tapi mungkin aku bisa meminimalisir. Aku ngga ngamuki kamu, Cuma kadang aku suka jengkel kalau mereka peduli atau mungkin berhubungan dekat lagi sama kamu. Sudah lama aku Tanya, tolong kasih tau aku. Apa bedanya menyambung silaturahmi, mencari teman baru, dan kembali dekat. Karna kamu tau, dalam bentuk apapun jujur aku suka jengkel kalau kamu masih sama mereka. Terutama nama-nama yang pernah kesebut saat itu. Aku juga suka jeles. Waktu kamu cerita tentang mereka. Ya, apapun itu maaf aku ngga akan bisa menghilangkan overjel-ku. Karna kamu pasti tau, kalau disetiap hubungan tidak ada “ cemburu “ patut dipertanyakan kadar cintanya. Aku Sayang Kamu.

----------------------------------------------------------------------------------------------







--------------------------------------------------------------------------------------------


Simple,
Bawa aku mengarungi milky ways dan mengambil taburan gemerlap bintang
Bawa aku terbaling terpaku menatap indahnya langit malam saat kita terpisah dengan bentangan jarak
Buat aku selalu merindu akan hadirnya kamu disisi
Buat aku selalu menanti saat-saat yang pernah kita lewati bersama

Jangan buat aku bernafas jauh dengan Penciptaku
Seperti harapanmu
Kelak kau akan menjadi imam terbaik dikeluarga
Menjadi pendidik serta pelindung terbaik sejagad dan akhirat kelak

Tetap jadikan aku mutiaramu
Asetmu
Perhiasan berhargamu
Karna saat kau mampu menjagaku, selama itu akan aku berikan yang terbaik untukmu semampuku

Simple,
Tunggu aku dewasa
Tunggu aku mampu menjadi yang terbaik
Karena sebenarnya disaat kau menunggu
Selama itu aku mencoba menjadi yang terbaik

Aku juga begitu
Simple
Hanya menunggumu menyelesaikan semua studimu
Mendampingimu disaat apapun, susah bahagia kujanjikan aku selalu ada bagimu

Temui aku dengan kedewasaanmu
Dengan bermodal semua yang telah kita tanam ini
Beranikan datang
Dan aku siap membantumu membuatnya menjadi nyata

To my beloved Pahidi
I love you till the end of the times.